Selasa, 18 November 2025

Konsep Dasar VLSM ( Variable Length Subnet Mask )

 

Gambar 425 VLSM 

1. Pengertian VLSM

  • VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah teknik subnetting di mana satu jaringan IP dibagi-bagi menjadi subnet dengan ukuran berbeda sesuai kebutuhan host.

  • Tidak semua subnet harus memiliki jumlah host yang sama, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan nyata (efisien dalam penggunaan IP Address).

  • VLSM merupakan pengembangan dari FLSM (Fixed Length Subnet Mask), di mana setiap subnet memiliki ukuran sama.


2. Kenapa VLSM Dibutuhkan?

  • Jika kita menggunakan FLSM, sering terjadi pemborosan IP Address, karena setiap subnet diberikan jumlah host yang sama, meski tidak diperlukan.

  • Dengan VLSM, kita bisa membagi subnet dengan lebih fleksibel:

    • Subnet besar → untuk banyak host.

    • Subnet kecil → untuk sedikit host.


3. Prinsip Dasar VLSM

  1. Hitung kebutuhan host tiap subnet (misalnya LAN A butuh 50 host, LAN B butuh 20 host, LAN C butuh 5 host).

  2. Urutkan kebutuhan dari terbesar ke terkecil.

  3. Ambil blok IP dan subnetkan sesuai kebutuhan terbesar terlebih dahulu.

  4. Subnetkan lagi sisanya untuk kebutuhan yang lebih kecil.

  5. Pastikan tidak ada tumpang tindih alamat (overlap).


4. Contoh Kasus VLSM

Misalnya kita punya Network: 192.168.10.0/24 dan kebutuhan:

  • Subnet A = 100 host
  • Subnet B = 50 host
  • Subnet C = 25 host
  • Subnet D = 10 host

    Solusi dengan VLSM:

    • Subnet A (100 host) → butuh /25 (128 alamat, 126 host) → 192.168.10.0/25
    • Subnet B (  50 host) → butuh /26 (  64 alamat,   62 host) → 192.168.10.128/26
    • Subnet C (  25 host) → butuh /27 (  32 alamat,   30 host) → 192.168.10.192/27
    • Subnet D (  10 host) → butuh /28 (  16 alamat,   14 host) → 192.168.10.224/28

      Semua kebutuhan host terpenuhi tanpa boros IP.

       

      5. Kelebihan VLSM

      • Efisien dalam penggunaan IP Address.
      • Fleksibel untuk berbagai ukuran subnet.
      • Cocok untuk jaringan besar dengan banyak subnet berbeda.

       

        6. Kekurangan VLSM

        • Perhitungannya lebih rumit dibanding FLSM.
        • Perlu dokumentasi yang baik agar tidak terjadi overlap.
        • Hanya bisa digunakan pada routing yang mendukung classless addressing (CIDR).


        Diagram Visual — Alur Perhitungan VLSM

        Contoh praktis: kita punya network 192.168.10.0/24 (256 alamat). Tujuan: alokasikan subnet berbeda-beda sesuai kebutuhan host (besar → kecil) tanpa overlaping.


        Langkah singkat (algoritma)

        1. Hitung kebutuhan host tiap subnet (mis. A:100, B:50, C:25, D:10).
        2. Urutkan kebutuhan dari terbesar ke terkecil.
        3. Ambil blok terbesar yang tersedia dan alokasikan subnet dengan prefix terkecil yang masih memenuhi kebutuhan (mis. butuh ≥100 → pilih /25 karena /25 punya 126 host usable).
        4. Dari sisa blok yang belum terpakai, ulangi langkah 3 untuk kebutuhan berikutnya.
        5. Periksa kembali tidak ada overlap dan dokumentasikan tiap subnet.


        Diagram pembagian (tree) — step-by-step

        192.168.10.0/24  (0 - 255) — total 256 alamat
        ├─ 192.168.10.0/25      (0  - 127)   -> Alokasikan untuk Subnet A (butuh 100 host)
        └─ 192.168.10.128/25    (128 - 255)   -- sisanya, kita subdivide lagi
           ├─ 192.168.10.128/26 (128 - 191)   -> Alokasikan untuk Subnet B (butuh 50 host)
           └─ 192.168.10.192/26 (192 - 255)   -- subdivide lagi
              ├─ 192.168.10.192/27 (192 - 223) -> Alokasikan untuk Subnet C (butuh 25 host)
              └─ 192.168.10.224/27 (224 - 255) -- subdivide lagi
                 ├─ 192.168.10.224/28 (224 - 239) -> Alokasikan untuk Subnet D (butuh 10 host)
                 └─ 192.168.10.240/28 (240 - 255) -> Sisa (cadangan)

        Catatan: setiap kali kita membagi sebuah blok, batasnya harus mengikuti ukuran blok biner (jumlah alamat yang merupakan pangkat dua).

         

        Tabel hasil alokasi (ringkas)

        SubnetPrefixNetworkUsable RangeBroadcastTotal AddrUsable Hosts
        Subnet A/25192.168.10.0192.168.10.1 - 192.168.10.126192.168.10.127128126
        Subnet B/26192.168.10.128192.168.10.129 - 192.168.10.190192.168.10.19164  62
        Subnet C/27192.168.10.192192.168.10.193 - 192.168.10.222192.168.10.22332   30
        Subnet D/28192.168.10.224192.168.10.225 - 192.168.10.238192.168.10.23916          14


        Penjelasan singkat tiap langkah pada contoh

        • /25 membagi /24 menjadi dua blok (0-127 dan 128-255). /25 memberi 128 alamat (126 usable) — cocok untuk kebutuhan ~100 host.
        • /26 membagi satu /25 menjadi dua /26 (masing-masing 64 alamat, 62 usable) — cocok untuk 50 host.
        • /27 memberi 32 alamat (30 usable) — cocok untuk 25 host.
        • /28 memberi 16 alamat (14 usable) — cocok untuk 10 host.


          Tips praktis & checklist

          • Urutkan kebutuhan dari terbesar → terkecil agar menghindari fragmentasi yang menyebabkan tidak tersedianya blok besar.
          • Gunakan kalkulator subnet (atau spreadsheet) untuk menghindari kesalahan perhitungan.
          • Dokumentasikan setiap alokasi: network, prefix, gateway (biasanya .1), range DHCP, purpose.
          • Periksa overlap: semua network harus non-overlapping.
          • Simpan cadangan: sisakan beberapa blok kecil untuk pertumbuhan mendadak.
          • Router dan perangkat harus mendukung CIDR / classless routing agar VLSM berfungsi (sebagian besar perangkat modern sudah mendukung).


            Checklist validasi akhir sebelum deploy

            • Semua kebutuhan host terpenuhi
            • Tidak ada alamat yang overlap
            • Gateway dan DHCP terdefinisi untuk tiap subnet
            • Dokumentasi siap (tabel + diagram)
            • Cadangan alamat tersedia untuk pertumbuhan

            Tidak ada komentar:

            Posting Komentar

            Konsep Dasar VLSM ( Variable Length Subnet Mask )

              Gambar 425 VLSM  1. Pengertian VLSM VLSM (Variable Length Subnet Mask)  adalah teknik subnetting di mana  satu jaringan IP dibagi-bagi men...